Ada istilah orang hutang nyawa…
Ada istilahnya hutang budi…
Ada juga istilahnya hutang beneran…(yakni hutang berbentuk benda, uang, baju,
pisau, dllnya).
Aku masih ingat, selagi masih SD ortuku selalu mengatakan :
”Kalau minjam, harus kembalikan..!!”
Aku sering berfikir, sering disekolahku aku minjam sesuatu
Aku minjam pencil, penghapus, dllnya…bukankah yang kupakai itu harus
kuganti..?
Kalau pinjam uang, gampang menghitung pengembaliannya..
Lantas bagaimana kalau penghapus, yang kupakai sedikit?
Aku sang anak bertanya pada ibuku…
Kata ibuku,..katakan :”Mina dikit yah penghapusnya,..jangan bilang pinjam”.
Kebiasaan kecil ini terbawa sampai dewasa..
Aku sangat takut meminjam sesuatu sama orang lain
Ibuku selalu bilang:”amalan bisa tergantung diakhirat gara-gara ini”
Pahala kamu bisa diambil, dari orang yang kamu pinjam barang/uangnya
Kalau tak ada pahala kamu, maka dosa dia ditumpahkan kedirimu..
Kata-kata ini, sangat terpatri pada diriku sejak kecil
Aku tak berani pinjam uang orang lama-lama
Selalu kubayar cepat, apalagi tak dibayar sama sekali tak pernah itu kulakukan
Aku takut siksa neraka, hanya gara-gara ini
Ini sangat terpatri dalam jiwaku sejak dini..
Tiba aku sekolah dipesantren…hal ini semakin dalam kukutahui
Ketika aku belajar dial Azhar, sangat kufahami
Kupelajari ayat AlQuran dan hadits
Ternyata benar apa yang dikatakan ibuku
Padahal ibuku tak tammat SD, tapi agamanya cukup kuat
Ternyata ayat yang terpanjang dalam AlQuranpun masalah hutang ini
Hadits Rasulullahpun mengatakan,
Allah akan selalu bersama(menghisab) orang yang berhutang
Sampai yang berhutang melunasi segala hutang-hutangnya.
Dalam ayat wasiat/warisanpun ternyata disebutkan juga masalah hutang ini
Warisan/wasiat boleh dibagi setelah hutang simayat ditunaikan
Kalau masih ada hutangnya, maka ahli warisnya harus melunasinya
Begitu sekali ketatnya Allah ta’ala dalam masalah hutang ini
Sampai meninggalpun si penghutang masih dituntut
Diakhiratpun amalannya tergantung gara-gara ini
Tak obahnya seorang yang menyakiti/menghina/seseorang
Sebelum yang disakiti memaafkan, maka kelak diakhirat hisabannya
Betapa ketatnya Allah Ta’ala dalam hubungan sesama manusia ini
Kesalahan dengan Allah TA”ALA BISA BERTAUBAT
Namun, kesalahan sesama manusia harus dengan maaf dari yang disakiti
Bukan hanya sekedar maaf saja, namun mengembalikan semua hak-haknya melalui
ketentuan agama
Kalau kita pernah mencuri/berhutang barang seseorang, bukan sekedar meminta
maaf habis perkara..
Tidak,..tidak segampang itu ternyata dalam agama…
Selain ia meminta maaf, dia harus mengembalikan barang yang diambil/dipinjamnya
itu tadi
Kecuali,..satu saja…bila yang dicuri/dipinjam barang/uangnya rela terhadapnya
beres perkara
Sepanjang si piutang tak rela, sampai akhiratpun akan dituntut hutang itu
Selesaikanlah segera hutang-hutang kita
Sebelum maut menyapa kita.
Coretan ini timbul, setelah seorang ibu bertanya kepada saya masalah mana yang
lebih diutamakan, antara puasa syawal/sunnah dengan mengganti puasa wajib
dibulan Ramadhan…?
Pertanyaan berkembang sampai kemasalah hutang piutang ini..
Akhirnya saya jawab,.hutang ini sangat berat akibatnya, bila tak dibayar
Bukankah salah satu do’a kita yang dianjurkan Rasulullah adalah dijauhi dari
hutang ini?
Sekarang,.dizaman ini, sangat sedikit manusia yang tak berhutang
Terutama PNS..gali lobang, tutup lobang
Ternyata pedagangpun banyak begitu
Selalu berhubungan dengan hutang piutang ini
Ternyata dunia ini sudah kadung dililit hutang
Negara manakah yang masih bersih dari hutang..?
Kalau hutang pribadi bisa kita menghitung dan tau kemana ganjarannya
LANTAS HUTANG NEGARA SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB?
Ingat..diakhirat sana, segala amalan, ketetapan/perbuatan kita akan
dipertanggung jawabkan
Apalagi hutang kita…
Apakah tega hutang-hutang kita kita serahkan pada ahli waris kita
Atau pada generasi setelah kita
Sanggupkah kita mempertanggung jawabkan semua ini dihadapan timbangan Allah
Ta’ala
Dimana kala itu, tak ada seorangpun yang dapat membantu kita selain amalan kita
Selain syafaat bacaan AlQuran kita
Anak kita? Syukur dapat anak shalih/ah, itupun dia hanya bisa mendo’akan kita
Syafa’at Rasulullah terhadap ummatnya
Amalan dan ibadah kitalah yang akan menentukan semua ini
Jangan sampai amalan sudah sedikit kita persembahkan
Kita tambah lagi dengan masalah hutang
Kita tambah lagi dengan sikap kita menyakiti/mendzalimi orang lain
Mulut kita bisa membawa petaka besar/neraka jahannam bagi kita, karena ucapan
kita sinis dan penuh cacian/ejekan/hinaan, fitnahan ke orang lain
Sebagaimana karena mulut kita juga, bisa membawa rahmat/surga diakhirat sana,
akibat dzikir kita pada illahi
Bacaan AlQuran, para hafidz/ah AlQuran/mentadabburinya/memahaminya/mempelajari
dan yang mengamalkannya merekalah salah satu diantara orang yang beruntung dunia
dan akhirat, bahkan disalah satu riwayat, bisa menolong orang lain.
Memang kelihatannya sepele yah masalah hutang ini
Sepele kelihatannya akibat mulut kasar kita ke orang lain
Namun, ternyata inilah yang cukup berat akibatnya
Bila tak diselesaikan didunia ini
Sampaipun meninggal, hal inilah yang juga diingatkan oleh Allah Ta’ala
Betapa besar hak-hak sesama manusia ini
Namun, sangat jarang kita memperhatikannya
Orang sering jatuh bukan karena batu besar
Namun seseorang sering tergelincir gara-gara masalah sepele ini.
Hati-hati terhadap Hutang
Hati-hati terhadap mulut kita
Hati-hati, jangan sampai mendzalimi orang lain
Hati-hati terhadap segala perkataan/amalan dan perbuatan kita
Bukankah segala sesuatu itu harus dipertanggung jawabkan?
Bukankah Allah sudah peringatkan kita bahwa ada Malaikat pencatat?
Inilah yang sangat jarang kita perhatikan semasa didunia ini
Ini hanya dikarenakan kehidupan dunia lebih mendominasi jiwa kita
Tuntutan hidup yang ganas, bikin manusia lupa akan akhiratnya
Padahal allah Ta’ala sudah peringatkan dalam firmanNya
KEHIDUPAN Akhirat itu jauh lebih baik/utama/kekal ketimbang kehidupan dunia
Dunia ini fatamorgana
BAGAIKAN seseorang yang kehausan di tengah jalan, dikira ada air, ternyata
hanyalah bayangan saja.
Tentang Hutang….
WAHYUDITISNAATMAJA, Selasa
Label:
Artikel Menarik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
Posting Komentar